Seperti
kamar yang kesepian
Aku
berangkat dari ketiadaan
untuk mencari ketiadaan, dalam
kesepian cinta padamu
ku sempurnakan.
Kau
suka sekali berjalan kaki, bukan
karena tidak memiliki
kendaraan, tapi karena
tidak bisa mengendarainya, itu
lucu sekali buatku.
Aku tidak suka
berjalan kaki namun aku tidak
kerepotan jika harus
menemanimu berjalan, sekalipun
panas terik, atau
harus basah kuyup
karena hujan, semua ini
karena berjalan beriringan
denganmu lebih menyenangkan
ketimbang harus sendirian
di dalam kendaraan.
Malam itu kau
memintaku bertemu di sebuah
coffee shop , aku datang lebih
dulu, sambil menunggu
aku memesan secangkir espresso, beberapa menit
kemudian kau sampai
dengan baju yang
basah.
“ Maaf
menunggu lama ya ? di luar hujan, tadi terpaksa aku harus
meneduh “, Katamu sambil meneguk
coffee yang sudah ku pesan.
“ uhhh
pahit sekali “ katamu lagi.
“ kamu
ini, makanya jangan asal main teguk, kau sudah tahu apa yang selalu aku minum,
kau lebih suka teh dari pada kopi hitam “, balasku sedikit kesal.
“ ia maaf, yasudah hayu kita jalan lagi, takut
kemalaman “.
“ hayu “, balasku sambil kami sama-sama
bergegas.
Malam
yang kedatangan hujan,
dan aku yang di hampirinya tentu
sama-sama sedang merayakan kebahagiaan. Kita berjalan beriringan di bawa
hujan namun tidak di bawah payung,
badannya yang jangkung mencoba menahan gerimis
yang jatuh di rambutku dengan
jaketnya, sungguh kebahagiaanku ini
mampu mengalahakan kebahagiaan
dua mempelai pengantin sekalipun.
Sepanjang malam kita habiskan dengan berjalan,
kau suka sekali berjalan ya jangkung, aku kelelahan namun aku tak kerepotan, sekalipun kau
mengajakku berlari mengejar matahari
pagi. Lalu langkah kita berhenti di
sebuah kamar yang kesepian. Selepas
membersihkan diri kau dan aku duduk bersampingan, kaki kita sama-sama lelah,
namun masih mau berjalan beriringan. Kau
menatapku begitu dalam, matamu semisal sajak yang menusuk kedalaman jiwa,
sesekali terasa bagai mata laki-laki menelanjangi kupu-kupu malam, lalu
tanganmu yang dingin menyentuh bibirku yang mengigil, seketika ciumanmu tandas
di bibirku, jatuh perlahan, lalu berdiam, ciumanmu yang basah lebih dulu sampai dari pada embun pagi hari
yang jatuh ke tanah, lalu pada mataku, seketika semesta sekejap terang sekejap
gelap, ciumanmu yang hangat menyelamatkanku dari kedinginan.
Kamar yang kesepian ini tak lagi sunyi, ada sepasang tubuh yang
jatuh di ranjang seperti
pertunjukan paling berahi, ada pula
desah yang terdengar bagai
lantunan orcesta, sesekali di setiap sekat adegan
pelukan turut di perankan,
sebagai sepasang ballerina yang menari sambil mendekap lawan, dan tawa kecil
seperti kembang api yang meletup-letup di udara. Malam ini meriah, kata kamar
yang tak lagi kesepian.
“ kau suka begini ? “ tanyamu.
“ begini bagaimana maksudmu ? “ tanyaku
sedikit bingung.
“ bersamaku berdua, bersembunyi dari keramain
kota ? “.
“ bukankah aku sudah bersembunyi ? di hatimu
yang tidak di ketahui siapa-siapa, bahkan hatimu sendiri, kau menyembunyikan
aku dari hati yang lebih dulu kau kunjungi bukan ? dan kau bersembunyi di balik
kesepianku, hingga dalam kesepian cinta
padamu ku sempurnakan “.
“ kau sudah ku tempatkan di hatiku, di tempat
yang aman “.
“ dimana ? “.
“ di hatiku! “.
“ dimana ? “.
“
maksudmu ini apa ? sudah ku bilang kau ada di hatiku, di tempat yang aman “.
“ aku bisa percaya kau menyimpanku di hatimu,
di tempat yang kau bilang aman, tapi aku tidak percaya kau ingat dimana
tepatnya aku di simpan, aku tak mau hanya di simpan, aku juga mau di kunjungi,
jika kau lupa, lalu aku hanya berteman sepi di hatimu sendiri ? begitu ? “.
“ .... “.
“ kenapa diam ? “
“ dimana kau menyimpan aku?, jangan hanya tahu
bagaimana meletakkan bibirmu di bibirku, tentu kamu sudah piawai, atau
bagaimana caranya memeluk aku, ahhhh dimana tepatnya kamu m e n y i m p a n aku
? “.
“ aku
minta maaf, kau begitu marah seperti ini mungkin kau sudah tahu, maaf memang
tak seharusnya aku menyembunyikan semuanya,
di hatiku sudah padat, kamu ku simpan di dalam hati yang paling dalam,
tenggelam, hingga mungkin tak bisa lagi ku raih. Aku tidak mencintainya tapi juga tak bisa meninggalkannya, kamu lebih
menyegarkan untukku lebih dari pagi hari, kamu lebih menenangkan buatku lebih
dari malam hari yang sepi, kamu lebih menggairahkan dari pada sloki-sloki
wiski, kamu mabuk yang ku cari, aku tak mengatakannya musabab aku ingin kau terus merindukanku “.
“ sepertinya kau lebih pantas menjadi laila,
lalu akulah majnunnya, aku sudah sampai padamu memang dengan menggebu-gebu, kau
menerimaku dengan begitu hangat, memang untuk sampai padamu aku tidak perlu
melewati terjal, namun sepanjang mencintaimulah aku harus karib dengan luka, aku sudah terlalu jauh
berjalan hingga lupa jalan pulang, aku mau bermukim saja di hatimu yang tak punya
jalan keluar. Mencintaimu bukanlah soal menang atau kalah, mencintaimu bukan
perdebatan yang harus di menangkan, bukan pulang perlombaan, kau pastilah tahu
siapa yang bernama nyaman dan sebenar-benarnya pulang. Aku akan terus
merindukanmu, hari ini, esok, dan entah sampai kapan “.
Sekejap ruang ini hening, sepi seolah mematik
api, membakar segalanya yang luka, membakar semuanya yang tadi begitu
membahagiakan. Ciumanmu kembali lagi pada rumahnya di bibirku, pelukanmu pulang
lagi kepada tubuhku, kau begitu takut
tidak di cintai padahal aku tidak akan berhenti, aku begitu takut
kehilangan sedang pelukanmu erat hanya untuk mengingatkan bahwa aku
mencintaimu.
Aku sudah tahu, begitu sampai di rumah, kau
hanya mengingat-ngingat pertunjukan yang penuh desah, tidak dengan aku, tidak dengan aku, tidak
dengan aku yang tersesat di hatimu.
Aku kembali kesepian seperti kamar yang
kembali sepi. Sepanjang mencintaimu, biarlah rindu ini tanpa nama, sepanjang
mencintaimu biarlah kau bernama tiada, sebab aku akan lebih mengerti bagaimana
perihnya kehilangan, dengan begitu dalam kesepian ini aku akan khusyuk berguru
pada sepi, hingga cinta padamu dapat ku sempurnakan.
Datanglah padaku, kelak jika aku sudah padai
mencintaimu, dan kau ingat dimana kau menyembunyikanku.
2014
Untuk pejalan kaki yang tersesat di
hatinya sendiri
How to play free game with no ads | Vimeo
BalasHapusI do not convert youtube video to mp3 know if you should use Google Ads. This is a big problem with Google Ads. It is one of the most important sites in the internet that